Sondag 31 Mei 2015

JAWABAN OUIZ ONLINE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

JAWAB :
Matriks keputusa X
X = 2 2 3 1
3 4 1 2
2 5 1 2
2 2 2 2
3 3 4 2
2 3 2 2
1 4 5 1
Bobot W = [4, 5, 4, 3]
 



















r11 = 2 = 0.67 r12 = 2 = 0.4 r13 = 3 = 0.6 r14 = 1 = 0.5
3 5 5 2
r21 = 3 = 1 r22 = 4 = 0.8 r23 = 1 = 0.2 r24 = 2 = 1
3 5 5 2
r31 = 2 = 0.67 r32 = 5 = 1 r33 = 1 = 0.2 r34 = 2 = 1
3 5 5 2
r41 = 2 = 0.67 r42 = 2 = 0.4 r43 = 2 = 0.4 r44 = 2 = 1
3 5 5 2
r51 = 3 = 1 r52 = 3 = 0.6 r53 = 4 = 0.8 r54 = 2 = 1
3 5 5 2
r61 = 2 = 0.67 r62 = 3 = 0.6 r63 = 2 = 0.4 r64 = 2 = 1
3 5 5 2
r71 = 1 = 0.33 r72 = 4 = 0.8 r73 = 5 = 1 r74 = 1 = 0.5
3 5 5 2
Matrik R
R = 0,67 0,4 0,6 0,5
1 0,8 0,2 1
0,67 1 0,2 1
0,67 0,4 0,4 1
1 0,6 0,8 1
0,67 0,6 0,4 1
0,33 0,8 1 0,5
Preferensi :
V1 = (4*0,67) + (5*0,4)  + (4*0,6)+(3*0,5)=0,58
V2 = (4*1)     + (5*0,8)  + (4*0,2) + (3*1 ) =11,8
V3 = (4*0,67) + (5*1)    + (4*0,2) + (3*1 ) =11,48
V4 = (4*0,67) + (5*0,4)  + (4*0,4) + (3*1)  =9,28
V5 = (4*1)     + (5*0,6)  + (4*0,8) + (3*1 ) =13,2
V6 = (4*0,67) + (5*0,6)  + (4*0,4) + (3*1) =10,28
V7 = (4*0,33) + (5*0,8)  + (4*1)    + (3*0,5 ) =10,82

Woensdag 29 April 2015

Pengertian Dan Fungsi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki 6 karakteristik antara lain sebagai berikut :
  • Mendukung proses pengambilan keputusan yang menitik beratkan pada manajemen dengan persepsi.
  • Adanya interface manusia atau mesin dimana manusia sebagai user tetap memegang kontrol proses pengambilan keputusan.
  • Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur.
  • Memiliki kapasistas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
  • Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem.
  • Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tahap manajemen.

Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis adhoc data, pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan yang digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) juga merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan dan menjadi sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur.
Dengan pengertian diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Sistem Pendukung Keputusan (SPK) bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan untuk melengkapi informasi dari data yang telah diolah secara relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.

Fungsi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Secara global dapat dikatakan bahwa fungsi dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan dengan memberikan alternatif-alternatif keputusan yang lebih banyak atau lebih baik, sehingga dapat membantu untuk merumuskan masalah dan keadaan yang dihadapi. Dengan demikian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Jadi dapatlah dikatakan secara singkat bahwa tujuan Sistem Penunjang Keputusan adalah untuk meningkatkan efektivitas (do the right things) dan efesiensi (do the things right) dalam pengambilan keputusan. Walaupun demikian penekanan dari suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah pada peningkatan efektivitas dari pengambilan keputusan dari pada efisiensinya.
Sumber : http://vebryexa.com/pengertian-dan-fungsi-sistem-pendukung-keputusan-spk.html

Sistem pendukung keputusan Internet Banking di bank BNI

Keputusan Bank BNI dalam pemanfaatan teknologi informasi (TI), tujuannya adalah memudahkan dan memuaskan nasabah yang umumnya sangat membutuhkan layanan yang convenience, yakni tersedianya channel access yang banyak, aman, nyaman dan layanan 24 jam. BNI Internet Banking adalah salah satu fasilitas layanannya, yang memudahkan nasabah dari mulai cek saldo, mutasi rekening sampai transfer, pembayaran tagihan dan pembelian voucher prabayar melalui jaringan internet.
Keputusan Bank BNI dalam memberikan layanan BNI Internet Banking Selain banyak keunggulannya, namun pada prosesnya BNI Internet Banking belum sepenuhnya sempurna sehingga BNI masih perlu pembenahan infrastruktur TI dan manajemen sistem prosesnya, selain itu juga perlunya pembenahan organisasi TI-nya. sehingga TI di BNI tidak hanya sebagai support saja, tetapi juga menjadi service oriented organization.

1.1. Latar belakang
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Menurut Scott Morton “Sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber – sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem Pendukung Keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah – masalah semi struktur“.
Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.
Sehingga keputusan dalam pemanfaatan teknologi informasi (TI), di industri jasa keuangan khususnya Bank BNI dewasa ini membutuhkan TI sebagai driver untuk mendukung proses bisnis, kegiatan operasi, dan customer servicenya. Penerapan teknologi informasi di lingkungan perbankan berjalan sangat intensif dan membutuhkan investasi yang tidak kecil. Tujuannya adalah memudahkan dan memuaskan nasabah melalui layanan yang convenience.

1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan penulisan ini adalah memberikan pengetahuan mengenai Sistem Pendukung Keputusan dan khususnya Internet Banking di Bank BNI.

1.3. Ruang Lingkup Materi
Ilmu dan teori yang dipakai yaitu mengenai Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) dari Michael S. Scott Morton.


PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Bank BNI
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.

Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.

Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.

Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.

Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.

Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.

Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.
2.2. Perkembangan BNI Internet Banking
Dalam perjalanan sejarahnya BNI beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.
Dalam pemanfaatan teknologi informasi dan mengembangkan kualitas BNI membutuhkan TI sebagai driver untuk mendukung proses bisnis, kegiatan operasi, dan customer service. Penerapan TI sekarang ini lebih dimaksudkan untuk mendekati customer yaitu untuk memenuhi tuntutan nasabah, yang umumnya sangat membutuhkan layanan yang convenience, yakni tersedianya channel access yang banyak, aman, nyaman dan layanan 24 jam sehari, ini dilakukan dengan menambah jumlah channel access yang bisa berupa cabang maupun ATM (automated teller machine), internet banking dan phone banking yang semuanya memanjakan customer, sehingga dapat melakukan transaksi perbankan di mana saja dan kapan saja.
Salah satu Keputusan Bank BNI dalam pemanfaatan teknologi informasi (TI), adalah dengan membuka layanan aplikasi nirkabel bersifat mobile (bergerak) seperti BNI Internet Banking yang merupakan fasilitas layanan yang diberikan kepada nasabah BNI untuk melakukan transaksi perbankan melalui jaringan Internet, kapan saja, dimana saja, yang mempermudah penggunanya dari cek saldo, mutasi rekening sampai transfer, pembayaran tagihan dan pembelian voucher prabayar. Dan untuk menambah keamanan BNI menambahkan BNI e-Secure yaitu alat pengaman tambahan untuk transaksi finansial di BNI Internet Banking. BNI e-Secure berfungsi menghasilkan PIN yang selalu berganti (Dynamic PIN) setiap kali nasabah melakukan transaksi finansial, tanpa BNI e-Secure Anda masih bisa mengakses Layanan BNI Internet Banking untuk melakukan transaksi non finansial antara lain melihat Informasi Saldo dan mutasi transaksi.

2.3. Kelebihan BNI Internet Banking
Keuntungan dari BNI Internet Banking yang paling jelas adalah efisiensi waktu, dalam melakukan aktivitas perbankan cukup menggunakan personal computer atau laptop yang dilengkapi dengan koneksi internet tidak terbatas waktu untuk bertransaksi atau sekedar melakukan cek saldo dan melihat mutasi rekening sehingga dapat dilakukan dimana saja selama ada akses ke Internet.
Dalam penggunaannya mudah, menu transaksi jelas dengan navigasi yang simple, aman, dengan dilengkapi sistem keamanan berlapis, yaitu Nasabah Pengguna melakukan akses dengan User ID dan Password BNI Internet Banking dan untuk melakukan transaksi finansial Nasabah Pengguna wajib menggunakan BNI e-Secure. Selain itu, Satu akses untuk semua produk, dengan login hanya menggunakan User ID, sehingga dapat sekaligus mengakses seluruh produk BNI yang Anda miliki dalam satu Customer Information File di BNI.dan yang paling utama adalah Registrasi mudah, hanya registrasi melalui BNI ATM selanjutnya customer bisa langsung melakukan proses aktivasi Layanan BNI Internet Banking melalui www.bni.co.id yang hanya dilakukan satu kali dan langsung dapat mengakses Layanan BNI Internet Banking.

2.4. Kekurangan BNI Internet Banking
Internet banking bukan hanya sekedar internet, didalammya terkandung teknologi yang kompleks dan butuh investasi yang besar untuk penerapan teknologi tersebut. Memang BNI telah menerapkan BNI e-Secure untuk mencegah terjadinya Phising tetapi hal tersebut belumlah cukup untuk mengamankan dan menjamin rekening nasabah dari pencurian. BNI e-Secure hanyalah sebuah aplikasi yang dibuat oleh manusia oleh karena itu ada kemungkinan untuk terjadi kejahatan Internet.
Feature BNI amat sangat jauh dengan Bank yang lainnya, banyak fungsi feature di ATM BNI yang tidak dapat di jalankan di Internet Banking BNI. Selain itu, stabilitasnya sangat meragukan, dan seringkali tidak bisa login atau proses saat sudah login masih begitu lama.

2.5. Cara menanggulangi dan menggembangkan BNI Internet Banking
Internet banking bukan hanya sekedar internet, disitu terkandung teknologi yang kompleks dan butuh investasi yang besar untuk penerapan teknologi tersebut. Yang pada awalnya BNI yang bertujuan memuaskan konsumen (consumer oriented) seharusnya memberikan jaminan kepada nasabah sehingga nasabah benar-benar mendapat rasa nayman dan aman.
Selain itu, manajemen IT BNI harus benar-benar siap dan mampu mengelola STI khusunya Intenet Banking, dan BNI harus selalu meningkatkan kemampuan SDM nya.sehingga IT didukung SDM yang handal di bidangnya oleh karena itu SDM harus dikembangkan dan ditingkatkan secara terus-menerus dengan cara di update dengan memberikan pelatihan, pendidikan atau seminar sehingga dapat secara terus-menerus mengikuti perkembangan perubahan bisnis dan IT serta juga memberikan manfaat yang tinggi bagi perusahaan.
Bisnis perbangkan memang memiliki kandungan informasi yang tinggi, perkembangna bisnis sangat dipengaruhi oleh pemanfaatan yang tepat dari sistem TI. Pemanfaatan yang dimaksud adalah dapat memberikan tingkat pelayanan yang lebih kepada pelanggan, meningkatkan market share, dan meningkatkan pendapatan. Oleh karena itu peningkatan SDM tidak hanya keahlian IT nya saja tetapi juga, jiwa melayaninya sehingga seorang ahli IT akan lebih paham, menjiwai dan mengerti maksud dari pemanfaatan dan tujuan penggunaan teknologi informasi yaitu untuk memudahkan dan memuaskan konsumen.
Jika BNI masih tetap pada kondisi yang seperti itu yaitu keputusan tersentralisasi dan belum mencapai sinergi antara rencana bisnis dan STI, serta pemanfaatan sumber daya secara optimal (melibatkan semua pihak) maka akibatnya BNI akan kalah bersaing dan sulit berkembang, terutama menghadapi global kompetitor pada era globalisasi sekarang ini.

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada dasarnya niat baik BNI dalam mengambil keputusan dalam mengembangkan BNI Internet Banking itu sudah sangat baik, karena didasari oleh rasa dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan fasilitas dan kualitas kinerja secara terus-menerus. Dengan keputusan mengembangkan BNI Internet Banking ini sudah membantu customer dalam mengefisiensikan waktunya. Namun tetap, perbaikan dan pengembangan kualitas baik sistem maupun SDMnya itu harus dilakukan secara berkesinambungan agar pelayanan-pelayanan yang diberikan BNI memberikan kepuasan terhadap nasabahnya.

3.2. Saran
Usul dan saran saya sebagai penulis kepada BNI yaitu, harus konsisten dalam memberikan playanan atau fasilitas kepada nasabahnya. selain itu, seperti yang sudah disampaikan diatas BNI harus terus melakukan pengembangan-pengembangan dalam menghasilkan dan membina SDMnya agar dapat memberikan servis yang maksimal dan dapat bersaing dengan bank-bank yang sudah berkembang 

Sumber : 
http://yusup-suhara.blogspot.com/2012/01/sistem-pendukung-keputusan-internet.html

Analisa dan Perancangan Sistem Pendukung Keputusan

Secara umum definisi DSS menunjukkan DSS sebagai sebuah system yang
dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi
keputusan semiterstruktur. DSS dimaksudkan untuk menjadi alat Bantu bagi para
pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk
menggantikan penilaian mereka. DSS ditujukan untuk keputusan-keputusan yang
memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat
didukung oleh algoritma.
DSS biasanya dibangun untuk mendukung solusi terhadap suatu masalah atau
untuk mengevaluasi suatu peluang. DSS yang seperti ini disebut aplikasi DSS. Aplikasi
DSS digunakan untuk pengambilan keputusan. Aplikasi DSS, menggunakan CBIS
(computer Based Information Systems) yang fleksibel, interaktif, dan dapat diadaptasi,
yang dikembangkan untuk mendukung solusi untuk masalah manajemen spesifik yang
tidak terstruktur. Aplikasi DSS menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna
yang mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambilan keputusan.
Tujuan Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Ada berbagai alas an mengapa system pendukung keputusan diperlukan, (Efrain
Turban, Jay E. Aronson dan Ting Peng Liang, Decision Support System and Intelligent
Systems, Edisi 7, Jilid 1, 2005 : 12), antara lain:
1. Kecepatan komputasi
2. Peningkatan produktifitas
3. Dukungan kualitas
4. Berdaya saing: manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan
5. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan
Jenis Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
DSS dapat dipilah sejalan dengan tingkat dukungannya terhadap pemecahan
masalah. Ada 6 jenis DSS (http://www.fortunecity.com), yaitu:
1. Retrieve Information Elements
2. AnalyzeEntire File
3. Prepare Reports From Multiple Files
4. Estimate Decision Consequences
5. Propose Decision
6. Make Decision
Model Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Penjabaran berikut akan memperlihatkan model tipikal DSS yang umum
dikembangkan. Dalam model ini terlihat bahwa data dan informasi mengenai lingkup
perusahaan dimasukkan ke dalam basis data (database). Selanjutnya basis data tersebut
akan dimanfaatkan oleh tiga sub sistem perangkat lunak, yaitu
(http://wwwfortunecity.com/):
a. Report-writing Software
b. Mathematical Models
c. Groupware
Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Karena tidak ada konsensus mengenai apa sebenarnya DSS, maka jelas tidak ada
kesepakatan mengenai karakteristik standart DSS. Berikut ini adalah karakteristik yang
diharapkan ada di DSS (Efraim Turban, jay E. Aronson dan Ting Peng Liang, Decision
Support and intelegent systems, edisi 7, jilid 1, 2005 : 140-143);
1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan
tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi
terkomputerisasi.
2. Dukungan untuk semu level manajerial, dan eksekutif puncak sampai manajer lini.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok
4. Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensial
5. Dukungan disemua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi, desain, pilihan
dan implementasi.
6. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
7. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambilan keputusan seharusnya reaktif, dapat
menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan dapat mengadaptasikan DSS
untuk itu pengguna dapat menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah,
atau menyusun kembali elemen-elemen dasar.
8. Pengguna merasa seperti di rumah.
9. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timelines,
kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan
10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses
pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah.
11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana.
Sistem yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan ahli sistem informasi
12. Biasanya model-model untuk menganalisa situasi pengambilan keputusan.
Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi yang
berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda.
Karakteristik dari DSS tersebut membolehkan para pengambil keputusan untuk
membuat keputusan yang lebih baik dan lebih konsisten pada satu cara yang dibatasi
waktu.
Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Aplikasi DSS dapat terdiri dari beberapa subistem, seperti:
1. Subsistem manajemen data
2. Subsistem manajemen model
3. Subsistem antarmuka pengguna
4. Subsistem manajemen berbasis-pengetahuan
Berdasarkan definisi, DSS harus mencakup tiga komponen utama dari DBMS,
MBMS, dan antarmuka pengguna. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan adalah
opsional, namun dapat memberikan banyak manfaat karene memberikan inteligensi bagi
tiga komponen utama tersebut. Seperti pada semusistem informasi manajemen,
pengguna dapat dianggap sebagai komponen DSS.
Kotak Alat Bantu (ToolBox) Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Pada dasarnya DSS terbentuk dari sekumpulan alat bantu (tools) pendukung
keputusan yang dapat diadaptasikan ke segala situasi. Kombinasi dari alat bantu ini
memungkinkan para manajer dapat memecahkan permasalahan yang spesifik, seperti
pada Gambar 2.3 (sumber:/www.fortunecity.com/).
Alat-alat bantu tersebut meliputi:
a. Application development
b. Data management
c. Modeling
d. Statistical Analysis
e. Planning
f. Inquiry
g. Graphics
h. Consolidations
i. Aplication-spesific DSS capabilities
Fase-Fase Proses Pengambilan Keputusan
Proses pemgambilan keputusan dimulai dari fase inteligensi. Realitas diuji, dan
masalah diidentifikasi dan ditentukan. Kepemilikan maslah juga ditetapkan. Pada fase
desain, akan dikostruksi sebuah model yang mereprensentasikan sistem. Hal ini
dilakukan dengan membuat asumsi-asumsi yang meyederhanakan relitas dan menulis
hubungan diantara semua variabel. Model ini kemudian divalidasi, dan ditentukan kriteria
dengan menggunakan prinsip memilih untuk mengevaluasi alternatif tindakan yang telah
diidentifikasi. Proses pengembangan model sering mengindikasikan solusi-solusi
alternatif, dan demiklian sebaliknya. Fase pilihan meliputi pilihan terhadap solusi yang
diusulkan untuk model (tidak memerlukan masalah yang disajikan). Solusi ini diuji guna
menentukan viabilitasnya: fase implementasi keputusan (tidak memerluikan sebuah
sistem).
DSS Institusional.
a. Pendahuluan
Sistem Penunjang Keputusan yang dibuat untuk pengalokasian anggaran dan
sumber daya, penjadwalan pemberangkatan (dispatching) kereta api, penentuan harga,
dan aplikasi akuisisi. Dua dari DSS yang dipelajari atau diteliti tsb digunakan secara
berkelanjutan, sedangkan dua lainnya digunakan untuk pembuatan keputusan secara
sesaat (satu kali). Donovan dan Madnick menamakan cara untuk pembuatan keputusan
secara berkelanjutan tsb, yaitu DSS institusional.
b. Kerangka Konseptual
Gorry dan Scott Morton mengkombinasikan kategori aktivitas manajerial dari
Anthony (yakni, kontrol operasional, kontrol manajemen dan perencanaan strategis)
dengan konsep pembuatan keputusan terstruktur dan tak terstruktur dari Simon untuk
membuat kerangka guna peninjauan sistem informasi1. Keen dan Scott Morton
mengidentifikasi keakuratan, umur informasi, tingkat kerincian, cakrawala waktu,
frekuensi penggunaan, sumber, lingkup informasi dan jenis informasi sebagai aspek
persyaratan informasi yang bervariasi menurut aktivitas manajerial2. Menurut Donovan
dan Madnick DSS institusional yang berkenaan dengan keputusan yang sifatnya
berulang-ulang. DSS institusional paling cocok untuk aplikasi kontrol operasional.
Client Side Scripting
Client side scripting merupakan bahasa pemrograman internet yang akan
dieksekusi oleh browser dalam format*.html. Biasanyaclient side yang digunakan untuk
hal-hal yang membutuhkan interaksi user tetapi data yang ditampilkan tetap sama
dengan menggunakan server side scripting.
Aplikasi web berjalan pada protokol HTTP, dan semua protokol di internet selalu
melibatkan antara server dan client. Ketika seseorang mengetikkan suatu alamat di
browser, maka browser akan mengirimkan perintah tersebut ke web server. Jika yang
diminta oleh client adalah file yang mengandung file client side maka oleh server file
tersebut akan langsung dikirimkan ke browser.
Client side scripting dikerjakan secara urut dari bagian paling atas script sampai
bagian paling bawah. Tanpa ada lompatan, perulangan dan sebagainya. Client side
scripting dapat dilihat melalui browser langsung dengan memilih menu view source,
sehingga keamanan script kurang terjaga.
1Gory, GA., and M.S. Scott Morton “ A Framework for Management Information Systems,” Sloan
Management Review, 12, no. 1 (Fall 1971),55-70.
2Keen, Peter G.W. “Interactive Computer Systems for Managers: A Modest Proposal,”Sloan
Management Review, 18, no.1 (Fall 1976), 1-17.
Server Side Scripting
Server side scripting merupakan dokumen-dokumen yang digunakan dalam
membangun suatu aplikasi internet yang dijalankan pada sisi server dan dikirimkan ke
browser dalam bentuk HTML. Jika yang diinginkan oleh seorang user adalah file yang
mengandung perintah server side maka server web akan menjalankan dahulu program
tersebut lalu mengirimkannya kembali ke browser dalam bentuk HTML sehingga dapat
diterjemahkan oleh browser.
ANALISIS MASALAH
Identifikasi Masalah
Mengenal masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap
analisis sistem. Masalah (problem) dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang
harus dipecahkan. Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari system tidak dapat
dicapai. Oleh karena itulah pada tahap analisis system langkah pertama yang harus
dilakukan oleh analisis adalah mengidentifikan terlebih dahulu masalah-masalah yang
terjadi.
Mengidentifikasi masalah dimulai dengan mengkaji subyek permasalahan yang
ada. Adapun masalah yang ada di Imworks adalah belum adanya media seperti website
yang dapat memberikan fasilitas bagi mitra perusahaan, atau pihak manajemen untuk
bertukar informasi secara online.
Dari permasalahan yang terjadi penulis mengidentifikasikan penyebab terjadi
masalah yaitu belum adanya suatu media website yang dapat memberikan informasi
tentang Imworks dan produknya yang bersifat global yang bisa diakses oleh
penggunanya dari seluruh wilayah baik dalam maupun luar, yaitu situs web
Analisis Pieces
Tahap analisis sistem dengan PIECES Analysis, data yang sudah terkumpul
kemudian di analisis untuk menentukan berbagai kebutuhan yang diperlukan dalam
melakukan pengembangan sistem seperti performance, informasi, economic, control,
efficiency, service, analisis kebutuhan sistem, analisis kebutuhan keluaran sistem dan
analisis kebutuhan masukan yang diperlukan pada sistem yang akan dibangun.
Analisis Kinerja (Performance)
Kinerja merupakan bagian pendukung dalam kelancaran proses kerja dalam
suatu perusahaan, kinerja yang dimaksud adalah kinerja sistem. Kinerja dapat diukur dari
thoughput dan response time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat
dilakukan suatu sistem tertentu. Response time adalah rata – rata waktu yang tertunda
diantara dua pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menangani pekerjaan
tersebut.


Table Analisis Performance
Faktor
Hasil Analisis
− Throughput
− informasi ImWorks dan
pencatatan record
penjualan mitra dilakukan
dalam satu aktifitas.

− Response time
− Waktu yang dibutuhkan
relatif lama.

Analisis kinerja sistem informasi berbasis web dilakukan untuk mengetahui
bagaimanakah sistem tersebut bekerja, sehingga dapat disusun rancangan perubahan
sistem lama menjadi sistem informasi berbais web.
Analisis Informasi (Information)
Informasi pada website hendaknya mudah untuk dibaca dan dipelajari. Pada
sistem yang lama hal tersebut belum terwujud dengan baik karena jika ingin mengakses
informasi yang ada haruslah ke sekolah, itu pun jika hari libur, atau jam-jam tertentu
informasi sudah tidak bisa di akses, sehingga menyulitkan masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang mereka inginkan.
Terdapatnya sebuah sitem informasi dengan menggunakan media web,
memungkinkan siapa saja, di mana saja dapat mengakses informasi, dan hubungan
pertukaran informasi antar user maupun dengan admin dapat berlangsung secara real
time.
Analisis Ekonomi (Economic)
Analisis dari segi ekonomi, penggunaan sistem lama saja kurang efisien
dibandingkan dengan adanya penambahan sistem informasi berbasis web. Dengan
kesamaan biaya yaitu biaya domain dan hosting Rp.500.000,- per tahun, penggunaan
sistem lama saja tidak efektif jika dibandingkan dengan sistem informasi berbasis web
yang lebih mendukung fungsi-fungsi informasi.
Analisis Kontrol (Control)
Peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki
kesalahan serta kekurangan yang akan terjadi. Pengendalian atau control dalam sebuah
sistem sangat diperlukan keberadaannya untuk menghindari dan mendeteksi secara dini
terhadap penyalah gunaan atau kesalahan sistem serta untuk menjamin keamanan data
atau informasi yang ada di SMA Negeri 4 Purworejo. Dengan adanya control, maka tugas
atau kinerja yang mengalami gangguan bisa di perbaiki secara cepat.
Analisis Efisiensi (Efficiency)
Analisis efisiensi sistem informasi berbasis web dilakukan untuk mengetahui
seberapa efisien sistem tersebut bekerja, sehingga dapat disusun rancangan perubahan
sistem lama menjadi sistem informasi berbasis web. Berikut adalah hasil analisis efifiensi
sistem informasi berbasis web.
Tabel 3.2 Hasil Analisis Efisiensi Sistem Informasi Berbasis Web
No.
Faktor

Hasil analisa sistem informasi berbasis web


1
Biaya

Sistem membutuhkan biaya domain dan hosting Rp.500.000,- per tahun.


2
Waktu


Sistem dapat mempercepat penyebaran informasi dalam satu waktu, informasi dapat diakses di berbagai tempat selamatersedia koneksi internet.

3
Manusia(SDM)


Sistem dapat memperkecil tenaga untuk input data karena dalam satu waktu, data dapat diakses di berbagai tempat.

Analisis Pelayanan (Service)
Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem. Dalam suatu
perusahaan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat merupakan tujuan utama.
Pada ImWorks pelayanannya kepada masyarakat sangat diutamakan.
Table 3.2 Analisis Service
Faktor
Hasil Analisis
Sistem Informasi Web
− Ragam
Informasi
− Pelayanan yang diberikan
hanya sebatas pada saat jam
kerja dan lewat fasilitas telepon
atau dikantor.
− Pelayanan atau
pengaksesan informasi
dapat diakses di mana saja,
kapan saja selama terdapat
koneksi internet.
− Jumlah
Procedure
dalam
mendapatkan
informasi
− Untuk mendapatkan sebuah
informasi mitra harus ikut aktif
(baik via telp atau datang
secara langsung)


Referensi:
http://yunaynay.blogspot.com/2013/12/analisa-dan-perancangan-sistem.html